Jala-Jala Listrik PLN : Sebuah Permasalahan dan Penyelesaiannya
Penggunaan listrik saat ini sudah hampir menjadi keharusan, masalahnya jalur tenaga listrik tidaklah bersih namun banyak gangguan seperti fluktuasi tegangan atau bahkan terputusnya tenaga listrik. Langkah penanganannya pun tidak mudah. Berikut uraian permasalahan dan solusinya.
Sumber tenaga listrik saat ini merupakan kebutuhan yang cukup mendasar di bidang industri dan elektronika. Kebutuhan listrik semakin lama semakin meningkat sejalan dengan perkembangan teknologi elektronika dan informasi. Dalam pendistribusian tenaga listrik menggunakan jaringan listrik yang cukup panjang, mulai dari pembangkit listrik, gardu-gardu listrik sampai ke industri atau ke perumahan. Dalam pentransmisian tenaga listrik itu terdapat banyak gangguan yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan peralatan listrik konsumen.
Gangguan-gangguan tersebut berupa noise pada jaringan dan tegangan transien. Permasalahan ini dapat menyebabkan gangguan yang cukup berarti pada peralatan listrik. Pada umumnya peralatan komersial mempunyai batas-batas spesifikasi untuk variasi tegangan, variasi frekuensi dan distorsi harmonisa.
Permasalahan Pada Jalur Listrik
Sumber-sumber gangguan seperti tegangan transien sering terjadi namun tidak dapat dirasakan secara langsung. Gangguan ini akan dirasakan setelah sekian lama terjadi. Efeknya adalah kerusakan pada peralatan listrik. Tegangan transien ini biasanya dihasilkan oleh instalansi-instalansi yang menggunakan peralatan listrik besar seperti rumah sakit, pabrik-pabrik,motor listrik pada elevator dan lain sebagainya.
Selain gangguan diatas gangguan listrik lain yang sering terjadi dan dapat diamati adalah berkedipnya lampu penerangan. Hal ini menandakan terjadinya fluktuasi tegangan listrik. Walaupun gangguan listrik seperti ini biasanya terjadi dalam beberapa milidetik saja tetapi permasalahan gangguan seperti ini kalau tidak ditangani dengan serius dapat juga menyebabkan kerusakan pada peraltan listrik konsumen seperti televisi bahkan komputer.
Terhadap permasalahan-permasalahan di atas sebagai pengguna tenaga listrik tidak dapat berbuat apapun untuk menanganinya dan hanya ‘yakin’ kepada instansi yang terkait bahwa tenaga listrik yang dihasilkan merupakan tegangan listrik yang stabil, tidak terdapat noise, dengan frekuensi yang tepat pula.
Pada dasarnya gangguan listrik dikategorikan dalam 5 golongan, yaitu :
q Total loss of line. Gangguan ini terjadi dalam jangka waktu yang relatif lama. Gangguan ini biasanya terjadi karena putusnya jalur pada trasnmisi listrik baik tegangan tinggi, menengah maupun rendah. Gangguan ini menyebabkan peralatan listrik tidak mendapat suplai tegangan listrik dan mata manusia dapat melihat gangguan ini. Gangguan semacam ini jarang mengakibatkan kerusakan pada peralatan listrik.
q Kekurangan/kelebihan tegangan tenaga listrik. Gangguan ini menyebabkan berbagai peralatn listrik dengan rangkaian power supplai sederhana tidak dapat bekerja, bahkan dapat menyebabkan rangkaian power suppli rusak. Gangguan ini dapat diamati dengan jalan mengukur tegangan listrik dengan AC voltmeter dan masih dapat diamati dengan mata manusia yaitu yang paling mudah diamati adalah nyala lampu bolam menjadi lebih redup atau lebih terang daripada biasanya.
q Variasi/fluktuasi tegangan listrik Gangguan ini biasanya terjadi pada waktu yang singkat. Penyebabnya adalah perubahan beban listrik secara tiba-tiba pada jaringan tenaga listrik. Gangguan in tidak dapat dilihat dengan mata karena terjadinya cukup cepat dan hanya beberapa saat saja. Walaupun dengan voltmeter konvesional sekalipun gangguan ini tidak dapat dideteksi.
q Tegangan ‘spike’ atau tegangan transien. Tegangan spike pada dasarnya hampir sama dengan fluktuasi tegangan namun tegangan flutuasinya sangat cepat dan terdapat tegangan puncak yang sangat tinggi tetapi singkat.
q Gabungan gangguan dari salah satu atau keempat gangguan di atas.
Walaupun gangguan-gangguan yang tidak dapat dilihat oleh mata ini dapat membawa masalah bagi peralatan listrik namun yang penting adalah : jika terjadinya gangguan listrik baik yang dapat dideteksi atau tidak dan gangguan tersebut tidak menyebabkan kerusakan pada saat itu maka gangguan listrik tersebut tidak tidak mempengaruhi kerja perlatan listrik yang ada. Jadi tidak semua gangguan listrik akan menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik.
Deteksi Gangguan Listrik
Gangguan listrik yang terjadinya sangat cepat tentunya tidak dapat diamati oleh mata manusia. Oleh sebab itu diperlukan peralatan khusus untuk mengamati gangguan tersebut. Selain itu titik pengecekannya juga tidak sembarangan tetapi pada lokasi-lokasi tertentu yang dianggap sumber dari gangguan listrik tersebut. Hal ini biasanya harus diperhatikan jika gangguan terjadi pada jalur 3 fasa.
Peralatan yang biasanya digunakan adalah :
q Chart recorder, relatif murah bila dibandingkan dengan harganya namun responnya terhadap fluktuasi tegangan atau tegangan transien tidak cukup baik. Keuntungannnya adalah dapat menghasilkan record yang dapat disimpan.
q Osiloskop, relatif mahal namun mempunyai respon yang sangat cepat dalam mendeteksi fluktuasi tegangan atau tegangan transien. Bahkan noise pada jalur listrik dengan frekuensi tinggi. Tetapi osiloskop tidak menghasilkan suatu record seperti halnya chart recorder. Kelemahan lainnya adalah jika terjadi gangguan dibanyak tempat maka diperlukan beberapa teknisi untuk selalu mengamati layar osiloskop, chart recorder tidak seperti ini, cukup dipasang dan ditinggal maka alat ini sudah bisa bekerja.
q Power Line Monitor. Ini merupakan perlatan yang paling ideal karena murah, mempunyai respon yang cukup cepat dan dapat membunyikan alarm jika terjadi gangguan sesuai dengan apa yang telah diprogramkan pada power line monitor. Pada power line monitor yang cukup canggih dapat mendeteksi perubahan frekuensi maupun tegangan transien yang mempunyai frekuensi sangat tinggi bahkan ada yang dilengkapi dengan pencatat (recorder).
Ketiga peralatan tersebut di atas mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing tetapi yang paling baik performanya adalah power line monitor.
Solusi Gangguan Listrik
Pada uraian di atas telah diketahui ada 5 macam gangguan. Gangguan yang pertama yaitu power loss sangat sulit solusinya karena hal ini menyangkut dana yang cukup besar untuk pembelian UPS (Uninterruptible Power Supply) atau mesin genset. Untuk permasalahan noise dan tegangan transien relatif lebih mudah solusinya daripada gangguan yang pertama. Begitu juga dengan fluktuasi tegangan atau turun/naiknya tegangan listrik juga lebih mudah solusinya.
Peralatan yang biasa digunakan sebagai solusi permasalahan fluktuasi tegangan atau naik/turun tegangan biasanya adalah isolation transformer. Transformator ini merupakan transformator yang mengisolasi antara supply jalur listrik dengan peralatan listrik konsumen.
Trafo isolasi digunakan ada dua tujuan yaitu :
q Mencegah adanya arus langsung dari kumparan primer (dari suplly jalur listrik) dengan kumparan sekunder (ke jalur listrik peralatan listrik).
q Mengurangi noise yang timbul dari jalur listrik (kumparan primer).
q Mengurangi efek tegangan transien.
Yang harus diketahui adalah trafo isolasi tidak dapat mengkompensasi putusnya/hilangnya tenaga listrik dari jalur supplai. Trafo isolasi dapat mengurangi efek noise tetapi tidak menghilangkan karena pada setiap trafo isolator terdapat efek kapasitansi yang terjadi antara lilitan primer dan lilitan sekunder. Efek kapasitansi ini mengakibatkan lewatnya noise walaupun dalam level yang kecil.
Hal ini terjadi karena noise yang terjadi ada dua macam yaitu common mode noise dan normal mode noise. Pada common mode noise, noise terjadi pada pada jalur fasa/netral dengan ground sedangkan normal mode noise adalah noise yang disebabkan oleh antara jalur fasa dengan jalur neutral.
Selain efek kapasitansi antara lilitan primer dan lilitan sekunder masih ada lagi yaitu efek kapasitansi yang ditimbulkan oleh lapisan lilitan-lilitan itu sendiri. Namun efek kapasitansi ini tidaklah terlalu besar jika dibandingkan dengan efek kapasitansi antara lilitan primer dan lilitan sekunder. Efek kapasitansi ini juga menimbulkan noise. Efek ini dinamakan dengan intercoupling noise.
Untuk mengatasi naik/turunnya tegangan listrik pada jalur suplai listrik adalah dengan menggunakan autotransfomer atau voltage stabilizer. Dengan menggunakan autotrasnformaer naik/turunnya tegangan dapat diatasi namun hanya pada suatu kondisi tertentu saja. Hal ini dikarenakan autotransformer hanya dapat menaikkan saja atau menurunkan saja. Dapat dicontohkan sebagai berikut : jika tegangan listrik turun sampai 200 volt maka autotransformer diset untuk menaikkan tegangan sampai 220 volt tetapi jika tegangan sudah 240 volt maka autotransformer harus diset kembali agar dapat menurunkan sampai menghasilkan tegangan 220 volt.
Untuk mengatasi hal ini dapat digunakan voltage regulator yang secara otomatis menyesuaikan tegangan input dengan tegangan yang dinginkan. Pada dasarnya regulator tegangan ini juga menggunakan autotranformer tetapi secara otomatis dapat menaikkan atau menurunkan tegangan output jika tegangan input berubah.
Blok diagram di atas merupakan blok diagram regulator tegangan dengan menggunakan motor servo untuk mengatur autotransformer. Tegangan sample disearahkan, difilter dan kemudian dibandingkan dengan tegangan referensi. Jika terdapat perbedaan tegangan maka akan menggerakkan amplifier yang akan menggerakkan motor servo yang mengatur autotransformer dengan arah yang sesuai dengan perbedaan tegangan yang dihasilkan oleh komparator. Pada dasarnya penggunaan motor servo dapat menghasilkan noise.
Tipe regulator tegangan yang lain adalah dengan menggunakan SCR sebagai pengganti motor servo. SCR mengatur tegangan input autotransformer dengan mengatur pentriggeran SCR. Tipe regulator seperti ini juga masih menghasilkan noise namun lebih baik daripada regulatot tegangan yang menggunakan motor servo.
No comments:
Post a Comment