Searching

Belum menemukan yang Anda cari, mungkin kata kunci Anda kurang tepat atau masih salah. Coba masukkan lagi kata kunci Anda yang baru pada fasilitas searching di Blog ini untuk lebih lengkap, search in database this blog :

Perhatian

Untuk tampilan gambar yang lebih jelas, Anda dapat klik langsung pada gambar yang ada. Selamat menjelajah !
More Read :

Saturday, May 12, 2007

Pengendali Jarak Jauh Menggunakan Jaringan Listrik

Perkembangan teknologi saat ini banyak memberikan kemudahan kepada kita untuk melakukan berbagai aktivitas mulai dari hal-hal yang mudah sampai yang rumit sekalipun. Hal ini nampak pada kecenderungan penggunakan ‘remote’ pada televisi. Remote televisi pada tahun 90-an hanya digunakan pada televisi yang berukuran besar saja dan saat ini hampir semua televisi 14 inch saja menggunakan remote.

Hal ini jelas menunjukkan bahwa saat ini terdapat kecenderungan untuk melakukan berbagai aktivitas pengontrollan jarak jauh dan hal ini akan semakin populer pada berbagai aplikasi konsumen.

Pengontrollan jarak jauh , saat ini, yang populer digunakan adalah remote control dengan menggunakan infra merah, seperti pada remote control pada televisi. Infra merah cukup efektif digunakan jika alat yang dikontrol terdapat pada lokasi yang sama dan tidak terlalu jauh (kurang lebih 10 meter dan tidak ada penghalang).

Infra merah tidak dapat digunakan lagi jika perlatan yang ingin dikontrol ternyata berada dibalik dinding beton. Bagaiman meyiasati hal ini? Dengan menggunakan kabel misalnya. Solusi ini cukup efektif tetapi dari segi biaya tidaklah menguntungkan. Jika terdapat sepuluh peralatan yang akan dikontrol dan semuanya terletak di dalam ruangan yang berbeda-beda maka jumlah panjang kabel yang digunakan akan semakin banyak lagi. Hal ini jelas tidak menguntungkan. Terlalu banyak biaya yang terbuang untuk kabel saja.

Untuk itu diupayakan untuk membuat rangkaian yan mampu melakukan pengendalian jarak jauh tanpa menggunakan kabel tambahan tetapi dengan menggunakan kabel listrik/ jala-jala listrik PLN.

Pembuatan rangkaian ini sebetulnya cukup sederhana namun diperlukan perhatian ekstra karena disini tegangan PLN 220 volt cukup untuk membuat seseorang meninggal dunia.

Jika diasumsikan disemua ruangan terdapat aliran listrik, maka disemua ruangan tersebut dapat dilakukan pengontrollan pada berbagai perlatan yang diinginkan seperti menyalakan/mematikan televisi, lampu taman, atau membuka/menutup pintu garasi


Rangkaian Pemancar

Rangkaian pemancar pada alat ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu hanya membangkitkan sinyal 36KHz dan menumpangkan sinyal 36 KHz ini di atas tegangan listrik 220 volt. Pada bagian pemancar ini tidak membutuhkan banyak suplai sehingga tidaklah perlu dibuat power suplai sendiri sehingga power suplainya dibuat tanpa transformator penurun tegangan.

Rangakaian pemancar ini terdiri dari 3 blok utama, yaitu :

· Control, berupa tombol untuk mengontrol dikirm atau tidak sinyal 36KHz-nya.

· Oscilator, yang membangkitkan sinyal 36KHz pada level tegangan tertentu terdiri dari sebuah OpAmp.

· Power suplai tanpa transformator, yang menghasilkan tegangan suplai DC 20 volt.

Gambar 1

Blok Diagram Pengendali Jarak Jauh

Blok Power Suplai Pemancar



Gambar 2

Rangkaian Power Suplai

Pada bagian power suplai ini dibentuk dari fullwave rectifier dengan 2 dioda D1 dan D2. Output dari bagian ini masih belum rata dan perlu di filter. Untuk filter dapat digunakan sebuah kapasitor 220uF, nilai kapasitor yang lebih besar lebih baik karena ripple akan semakin kecil.

Dioda yang digunakan adalah 1N4007 karena dioda ini mampu menahan tegangan balik sebesar (tipikal) 1000 volt. Jika menggunakan transformator penurun tegangan ke 20 volt maka cukup digunakan dioda 1N4001 atau 1N4002 saja.

Untuk menentukan tegangan output menjadi 20 volt dapat digunakan dioda zener 20 volt. Jika tidak terdapat dioda zener 20 volt dapat digunakan doida zener 10 volt 2 buah yang diserikan.

Blok Oscilator dan OpAmp




Gambar 3

Rangkaian Osilator dengan LM741

Pada blok ini dibangkitkan sinyal 36KHz dan menguatkan sinyal ini sampai kira-kira 10 mVpp. Osilator dibentuk dari rangkaian opamp dengan rangkaian resistor dan kapasitor.

Untuk mengontrol kapan sinyal 36KHz ditumpangkan ke jala-jala PLN digunakan tombol SW1. Pada saat tombol SW1 ditekan maka sinyal 36KHz akan ditumpangkan ke jala-jala PLN dan pada saat tombol SW1 dilepas maka sinyal 36KHz tidak ditumpangkan pada jala-jala PLN.

Bagian Penerima

Pada bagain penerima, pada power suplainya menggunakan transformator penurun tegangan karena pada rangkaian penerima membutuhkan suplai yang besar. Hal ini disebabkan oleh karena pada rangkaian penerima ini terdapat sebuah relay. Sebuah relay paling tidak membutuhkan arus 30mA dan arus sebesar ini tidak mungkin didapatkan dari sebuah power suplai tanpa transformator penurun tegangan.


Blok Filter



Gambar 4

Blok Diagram Rangkaian Penerima



Gambar 5

Rangkaian Filter Pada 36KHz


Output dari rangkaian ini diumpankan pada sebuah opamp untuk menguatkan sinyal 36KHz tersebut dan output dari opamp diumpankan pada sebuah transistor untuk menggerakan relay. Potensio R10 digunakan untuk menentukan toleransi dari frekuensi sinyal 36KHz.


Blok Power Suplai Penerima


Gambar 6

Rangkaian Power Suplai

Blok Control dan Relay

Pada bagian ini output sinyal dari opamp merupakan sinyal 36KHz yang sudah dikuatkan dan amplitudo tegangannya maksimal adalah 8Vpp. Besarnya sinyal ini tergantung dari besarnya gain pada opamp dan besarnya sinyal input 36KHz.

Karena sinyal 36KHz akan digunakan untu mengontrol relay maka komponen frekuensi tingginya dibuanan dengan menggunakan filter RC orde satu.



Gambar 7

Filter RC Orde 1


Output dari filter tersebut sudah berupa tegangan DC yang sudah rata dan dapat langsung mengontrol sebuah relay melalui sebuah transistor switching.


Oleh Susanto W.K

4 comments:

Prabhu Satmata said...

sip banget nih. saya bukannya males mikir nih om, tapi cuman bisa berangan2 aja... bisa ga ya misalnya dengan mengatur frekuensinya kita bisa mengirimkan data melalui kabel PLN? ya biar wattmeternya bisa dibaca langsung dari pusat. atau ada keterbatasan singal frekuensi rendah tegangan PLN? lalu stabilitasnya juga mesti dianalisis ya om?

email:rahmadfbudiman@sanmina-sci.com

AriEf_cinta said...

mas tolong kirimkan referensi buku tentang merubah frekuensi pln dengan berbasis elektronika

Unknown said...

low frek pada jala2 listrik pln ditinggikan terlalu besar, apakah tidak akan menimbulkan loncatan listrik?

agus said...

salam kenal, apakah rangkaian pengendali menggunakan listrik PLN ini sudah pernah dirakit dan di uji coba?... maaf sebelumnya saya pernah mengangkat ini menjadi proyek penelitian saya waktu kuliah dulu. terima kasih atas jawabannya, bisa komunikasi via email : agushariaji@yahoo.com

Disclaimer


Blog ini tidak bertanggung jawab atas kesalahan atas program yang Anda download ataupun sesuatu hal yang berhubungan dengan materi-materi yang ada. Terima kasih atas saran dan kritik yang membangun. Non profit blog. Untuk lebih lanjut hub Webmaster di : agencs@yahoo.com


"All Links In This Blog Is Temporary Link"

NO SPAM AND VIOLATED CONTENT

Generated®


Banner IP Browser

Lihat gambar di bawah ini, ingin punya yang seperti ini juga. Anda bisa pasang banner ini di blog Anda atau posting Anda. Bisa deteksi IP Adress, Browser.

Tulis code ini di footer blog kamu atau posting kamu. Copy (CTRL+C) Paste (CTRL+V) at this script.
Coba Deh, Kuueereeen lho ....
 


Creative Commons License
Powered by Blogger | Created and Maintained by Generated
Blogger Beta Template by GeckoandFly and Blogcrowds | Design by Andreas Viklund
This workis licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-Share Alike 2.5 Malaysia License.
Best viewed in Firefox 1.5+ at 1024x768 or higher resolution
Copyright 2007 Content by BIZON network
Hosting Reseller Reviews cydots.com - Free Domains!